CONTOH Makalah Studi Islam (AGAMA ISLAM DAN BERBAGAI DIMENSINYA)
AGAMA ISLAM DAN BERBAGAI DIMENSINYA

Oleh :
Ahmad
Syauqi Rahman
STAI MA’HAD ALY AL-HIKAM
MALANG
Jl. Cengger Ayam No.25 Malang 65141 Telp. (0341) 495375
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Dewasa ini, banyak bermunculan aliran-aliran yang
mengatas namakan islam, mulai dari aliran-aliran yang tidak menyimpang dari kitabullah
dan sunnatullah namun beda presepsi dalam mempraktekkan sunnatullah,
dan ada juga aliran-aliran yang memang menyimpang dari qur’an dan hadits.
Sampai ada juga aliran-aliran atau golongan-golongan yang bersifat
radikal-fundamental yang mengatas namakan islam, sehingga menjadikan islam
dipandang sebagai agama yang penuh dengan kekerasan, anarkis, sangar, bernaluri
pedang, dsb. Bahkan dari masing-masing mereka
semua tidak ada yang mau mengalah, masing-masing dari mereka merasa bahwa apa
yang ia anut adalah aliran yang paling benar, bahkan dengan mudah mengkafirkan
orang-orang yang ada diluar golongannya. Padahal didalam
kitabnya sendiri yakni al-Quran, dijelaskan bahwa Allah SWT tidak mengutus
Rasulullah SAW melainkan untuk menjadi rahmatan lil’alamin (rahmat bagi
seluruh alam). Berarti apa yang dilakukan oleh
para kaum radikalis dan fundalis itu bertentangan dengan apa yang wahyukan
Allah SWT kepada Rasuullah SAW.
Fenomena diatas merupakan sebab adanya pemaknaan terhadap
agama islam yang menyimpang dan tidak relevan dengan esensi dasar agama islam
itu sendiri. Maka dari itu, untuk memahami agama islam dan ajarannya, kita
harus mengetahui terlebih dahulu apa itu agama beserta dimensi-dimensinya.
Oleh karena itu, amat penting bagi kita untuk memahi arti
dari islam, apa saja ruang lingkup didalamnya, kemudian apa fungsi islam,
karakteristik serta dimensi ajarannya, agar kita dapat membedakan dan memahami
apa yang disebut “agama”, apa yang disebut “nama sebuah agama” (institusi
agama) dan apa yang disebut dengan “ajaran agama”.
B.
Pembatasan dan Perumusan Masalah
Dari uraian diatas, penulis mencoba
membatasi ruang lingkup penulisan makalah ini dengan hanya membahas tentang
beberapa hal sebagai berikut :
1.
Apa
definisi dari agama islam ?
2.
Apa saja karakteristik agama islam ?
3.
Apa saja ruang lingkup agama islam ?
4.
Apa fungsi agama islam ?
C.
Tujuan
Penulisan
Setelah penulis merumuskan masalah,
akhirnya penulis dapat menentukan tujuan sebagai berikut :
1.
Untuk
mengetahui definisi agama islam
2.
Untuk mengetahui karakteristik agama islam
3.
Untuk mengetahui apa saja ruang lingkup agama islam
4.
Untuk mengetahui fungsi dari agama islam
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Definisi
·
Agama secara umum:
Sebelum kita mengetahui apa definisi dari agama islam, perlu kita ketahui
terlebih dahulu apa definisi dari agama secara umum. Kata “agama” berasal dari bahasa Sansekerta āgama
yang berarti “tradisi”. Sedangkan kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah
religi yang berasal dari bahasa Latin religio
dan berakar pada kata kerja re-ligare
yang berarti “mengikat kembali”. Maksudnya dengan berreligi, seseorang mengikat
dirinya kepada Tuhan[1].
Menurut
satu pendapat, demikian Harun Nasution mengatakan, bahwa asal kata religi
adalah relegere yang mengandung arti
mengumpulkan dan membaca. Pengertian demekian itu juga sejalan dengan isi agama
yang mengandung kumpulan cara-cara mengabdi kepada tuhan yang terkumpul dalam
kitab suci yang harus dibaca[2].
Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, Agama adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan
kepada Tuhan Yang Maha Esa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan
manusia serta lingkungannya[3].
Adapun
pengertian agama dari segi istilah dapat dikemukakan sebagai berikut. Elizabet
K. Nottingham dalam bukunya Agama dan
Masyarakat Suatu Pengantar Sosiologi Agama, berpendapat bahwa agama adalah
gejala yang begitu sering terdapat dimana-mana sehingga sedikit membantu
usaha-usaha untuk membuat abstraksi ilmiah[4].
Secara
terminologi dalam ensiklopedi Nasional Indonesia, agama diartikan aturan atau
tata cara hidup manusia dengan hubungannya dengan tuhan dan sesamanya. Dalam al-Qur’an agama sering disebut dengan
istilah ad-din. Istilah ini merupakan
istilah bawaan dari ajaran Islam sehingga mempunyai kandungan makna yang
bersifat umum dan universal. Artinya konsep yang ada pada istilah din
seharusnya mencakup makna-makna yang ada pada istilah agama dan religi.
Dalam
sebuah artikel dikatakan bahwa seorang pakar teori agama, yakni Emile Durkheim
dalam buku terakhirnya yaitu The
Elementery Forms of Religious Life, mengatakan
bahwa agama adalah suatu siste m terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan
praktik yang berhubungan dengan hal yang suci. Dia juga mengatakan bahwa agama
adalah pantulan dari solidaritas sosial. Bahkan, kalau dikaji, katanya, Tuhan
itu sebenarnya adalah ciptaan masyarakat[5].
Dan
masih banyak lagi pendapat-pendapat tentang definisi agama yang sudah pasti
tidak akan mendapatkan kesepakatan, hal ini disebabkan karena pendefinisian
agama, bermunculan dari berbagai latar belakang. Pengertian agama diangkat dari
apa yang dipraktikkan oleh kaumnya perlu disikapi dengan sikap kritis dan
hati-hati.
Senada
dengan hal tersebut, seorang dosen IKIP Bandung yakni Mukti Ali berpendapat bahwa ada tiga argumentasi
yang dapat dijadikan alasan dalam menanggapi statemen “Barangkali tak ada kata
yang paling sulit diberikan pengertian dan defenisi selain dari kata agama.” Pertama karena pengalaman agama adalah
soal batin dan subjektif. Kedua barangkali tidak ada orang yang begitu semangat
dan emosional daripada membicarakan agama. Karena itu, membahas arti agama
selalu dengan emosi yang kuat dan yang
ketiga konsepsi tentang agama
akan dipengaruhi oleh tujuan orang yang memberikan pengertian agama.
Secara
umum, Agama terbagi menjadi dua, ada agama samawi/wahyu dan agama ‘ardhi/non
wahyu, Agama samawi disebut juga agama langit karena agama ini diterima oleh
manusia dari ilahi melalui perantara malaikat jibril dan disampaikan serta
disebarkan oleh para rasul-Nya kepada umat manusia. Inilah agama yang
disebut-sebut sebagai agama yang dianut oleh para nabi dan rasul sebelum agama
islam datang. Yang termasuk dalam agama samawi antara lain; Islam, nasrani,
yahudi. Sedangkan agama ‘ardhi adalah suatu paham agama yang berasal dari suatu
tradisi, adat istiadat yang harus dilestarikan. Yang termasuk dalam agama ini
adalah; agama hindu, budha, konghuchu, dll.
·
Agama Islam :
Sedangkan
secara khusus kita akan membahas tentang salah satu agama, yakni agama islam.
Islam memilki pengertian tersendiri, dalam segi bahasa islam berasal dari
bahasa Arab, yakni dari kata salima
yang mengandung arti selamat, sentosa, dan damai. Dari kata salima selanjutnya diubah bentuk menjadi
aslama yang berarti berserah diri
masuk dalam kedamaian[6].
Senada dengan pendapat diatas, sumber lain mengatakan bahwa islam berasal
dari bahasa Arab, terambil dari kata
salima selamat sentosa. Dari asal kata itu dibentuk kata aslama yang artinya memelihara dalam
keadaan selamat sentosa dan berarti pula menyerahkan diri, tunduk, patuh, dan taat. Kata aslama itulah yang menjadi kata islam
yang mengandung arti segala arti yang terkandung dalam arti pokoknya. Oleh
sebab itu, orang yang berserah diri, patuh, dan taat disebut sebagai orang
muslim. Orang yang demikian berarti telah menyatakan dirinya taat, menyerahkan
diri, dan patuh kepada Allah SWT. Orang tersebut selanjutnya akan dijamin
keselamatannya di dunia dan akhirat[7].
Dari
pengertian kebahasaan ini, kata islam dekat dengan arti kata agama yang berarti
menguasai, menundukkan, patuh, hutang, balasan, dan kebiasaan. Senada dengan
hal itu, Abudin Nata mengutip dari pendapat Nurcholis Majid, ia berpendapat
bahwa ;
sikap pasrah kepada
Tuhan merupakan hakikat dari pengertian islam, skap ini tidak saja merupakan
ajaran Tuhan kepada hamba-Nya, tetapi ia diajarkan oleh-Nya dengan disangkutkan
kepada alam manusia itu sendiri. Dengan kata lain ia diajarkan sebagai
pemenuhan alam manusia, sehingga pertumbuhan perwujudannya pada manusia selalu
bersifat dari dalam, tidak tumbuh, apa lagi dipaksakan dari luar, karena cara
yang demikian menyebabkan islam tidak otentik, karena kehilangan dimensinya
yang paling mendasar dan mendalam yakni, kemurnian dan keikhlasan[8].
Abuddin
Nata juga mengutip perkataan Maulana Muhammad Ali yang berpendapat, bahwa :
pengertian islam
dipahami dari firman Allah yang terdapat pada surat al-Baqoroh ayat 202, yang
artinya : “Hai orang-orang yang beriman,
masuklah kamu kedalam islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu turuti
langkah-langakah syaitan, sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu”.
Dan juga dapat dipahami dari surat al-Anfal ayat 61, yang artinya : “dan jika mereka condong kepada perdamaian,
maka condonglah kepadanya dan bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah
Tuhan Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.
Dari
uraian diatas, Abudin Nata menyimpulkan bahwa kata islam dari segi kebahasaan
mengandung arti patuh, tunduk, taat, dan berserah diri kepada Tuhan dalam upaya
mencari keselamatan dan kebahagiaan hidup, baik di dunia maupun di akhirat. Hal
tersebut dilakukan atas kesadaran dan kemauan diri sendiri, tanpa ada paksaan
apapun ataupun dengan berpura-pura, melainka sebagai panggilan hati nurani[9].
Sebelumnya
telah dikatakan bahwasanya islam merupakan salah satu agama samawi atau agama
yang berasal dari langit, maka dari situ muncul pendapat bahwa islam menurut
istilah adalah agama yang mengacu kepada sumber wahyu yang datang dari Allah
SWT, bukan berasal dari manusia, dan bukan pula dari Nabi Muhammad SAW. Posisi
nabi dalam agama islam diakui sebagi yang ditugasi oleh Allah SWT untuk
menyebarkan ajaran islam tersebut kepada umat manusia. Dalam proses penyebaran
agama islam, nabi terlihat dalam memberi keterangan, penjelasan, uraian, dan
contoh praktiknya. Namun keterlibatan itu masih dalam batas-batas yang
dibolehkan oleh Allah SWT.
Dengan
demikian islam merupakan nama bagi agama yang berasal dari Allah SWT, berbeda
dengan agama Ardhi atau non wahyu, yang merupakan agama yang namanya diambil
dari kebudayaan dan kehidupan sosial masyarakat seperti ; budha, hindu,
konghuchu, dll.
Agama
islam dari segi ajarannya juga merupakan agama sepanjang sejarah, sebab
sekalipun agama islam merupakan agama samawi atau agama wahyu yang terakhir
diturunkan, namun ajaran agama islam sudah ada sejak agama islam itu sendiri
ada. Karena para nabi terdahulu dari zaman nabi Adam as, sampai nabi Isa as,
ditegaskan dalam al-Quran bahwa mereka semua itu termasuk orang-orang yang berserah
diri kepada Allah SWT.
B.
Karakteristik Agama Islam
Islam memiliki karakteristik yang menjadi pembeda diantara agama yang
lain. yang dapat mengokohkan kelebihan islam dan membuat umat manusia sangat
membutuhkan agama islam[10],
diantaranya ;
·
Islam datang
dari sisi Allah SWT, dan sesungguhnya Allah lebih mengetahui apa yang
menjadi mashlahat (kebaikan) bagi hamba-hamba-Nya.
·
Islam menjelaskan awal kejadian manusia dan akhir
kehidupannya, serta tujuan ia diciptakan.
·
Islam adalah agama fitrah, islam tidak akan
pernah bertentangan dengan fitrah dan
akal manusia, islam memperhatikan akal dan mengajaknya berfikir, serta mencela
kebutuhan.
·
Islam adalah ilmu syar’i, satu-satunya ajaran
yang menjelaskan segala yang berkaitan dengan kehidupan manusia secara ditail,
ditinjau dari berbagai aspek kehidupan.
·
Allah SWT menjamin kebahagiaan, kemuliaan, dan
kemenangan bagi orang yang berpegang teguh kepada islam dan menerapkannya
didalamkehidupan, baik bagi perorangan maupun masyarakat.
·
Dalam Agama islam terdapat penyelesaian bagi
segala problematika, karena islam dengan syari’at dan dasar-dasar ajarannya
mencakup segala hukum bagi segala peristiwa yang tak terbatas.
·
Syari’at islam adalah syari’at yang paling bijak
dalam mengatur semua bangsa, paling tepat dalam memberikan solusi dari setiap
masalah, memperhatikan kemaslahatan dan sangat memperhatikan hak-hak manusia.
·
Islam adalah agama yang fleksibel (cocok bagi
semua zaman, tempat, bangsa dan situasi) bahkan tanpa adanya islam, dunia tidak
akan menjadi baik.
·
Islam adalah agama cinta, kebersamaan,
persahabatan, dan kasih sayang sesama kaum mukminin.
·
Islam adalah agama kesungguhan, keseriusan dan
amal.
·
Islam adalah agama yang sangat jauh dari
kontradiksi.
·
Islam itu sangat jelas dan sangat mudah bagi yang
ingin berkomitmen dan ikhlas menjalankan ajarannya. Karena islam itu mudah
dipahami oleh setiap orang yang ingin mengkajinya
·
Islam mengajak kepada akhlak mulia dan amal
sholeh.
·
Islam memelihara kesehatan. Bahkan jargon yang
sering kita dengar dari agama islam adalah “ kebersihan adalah sebagian dari
iman”.
·
Islam seiring dengan penemuan ilmiah. Oleh karena
itu tidak mungkn ada penemuan-penemuan yang bertentangan dengan nash-nash
al-Quran yang begitu jelasnya bagi orang yang berfikir untuk merenungi serta
memperdalamnya.
C.
Ruang Lingkup
- Agama secara umum :
Yang termasuk dalam
ruang lingkup agama adalah hal-hal yang
menjadi pedoman pokok bagi agama tersebut antara lain adalah:
1.
Keyakinan
(credial), yaitu keyakinan akan adanya sesuatu kekuatan supranatural
yang diyakini mengatur dan mencipta alam.
2.
Peribadatan
(ritual), yaitu tingkah laku manusia dalam berhubungan dengan kekuatan
supranatural tersebut sebagai konsekuensi atau pengakuan dan ketundukannya.
3.
Sistem
nilai yang mengatur hubungan manusia dengan manusia lainnya atau alam semesta
yang dikaitkan dengan keyakinan nya tersebut.
Dan dalam sebuah agama terdapat
beberapa unsur dan itu menjadi pedoman pokok bagi agama tersebut dalam upaya
menjadikan hidup manusia lebih baik, antara lain adalah:
1.
Adanya
keyakinan pada yang gaib
2.
Adanya
kitab suci sebagai pedoman
3.
Adanya
Rasul pembawanya
4.
Adanya
ajaran yang bisa dipatuhi
5.
Adanya
upacara ibadah yang standar
·
Agama Islam :
Adapun ruang lingkup agama islam sendiri pada dasarnya terdiri atas tiga
unsur pokok, yaitu Iman, Islam dan Ihsan. Ketiganya, meskipun mempunyai
pengertian yang berbeda, tetapi dalam prakteknya saling terkait dan tidak bisa
dipisahkan, yakni :
2.
Iman artinya membenarkan dengan
hati, merealisasikan (mewujudkan) dalam perkataan dan perbuatan akan adanya
Allah SWT dengan segala Ke-Maha Sempurnaan-Nya, para malaikat, kitab-kitab
Allah, para Nabi dan Rasul, Hari Akhir, serta Qadha dan Qadar.
3.
Islam
artinya taat, tunduk, dan menyerahkan
diri atas segala ketentuan yang telah ditetapkan Allah SWT. Rukun Islam terdiri
atas Syahadatain (dua kalimah syahadat), Shalat, Zakat, Puasa, dan Haji.
4.
Ihsan
artinya berakhlak dan berbuat saleh
sehingga dalam melaksanakan ibadah kepada Allah dan bermuamalah dengan sesama
makhuk dilakukannya dengan penuh keikhlasan. Seakan-akan Allah menyaksikannya
sepanjang waktu.
Dari penjelasan di atas, agama islam memiliki tiga ruang lingkup yang saling
terkait dan tidak dapat dipisahkan sehingga bisa juga disebut dengan 3 ruang lingkup agama islam[11]
D. Fungsi Agama Islam
Secara umum, fungsi islam adalah seperti yang telah dijelaskan oleh Allah
SWT, dalam surat al-Anbiyaa :
107, yang berarti “Dan Kami tidak
mengutus enkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam”.
Dari ayat diatas dapat dipahami, bahwasanya fungsi islam adalah bukan
hanya mengatur segala kebutuhan dan perkara yang berkaitan dengan umat islam
saja, melainjan juga berfungsi untuk mengatur segala aspek kehidupan di muka
bumi ini. Aspek-aspek tersebut adalah sebagai berikut ;
a. Sebagai Pembimbing Dalam Hidup
Pengendali utama kehidupan manusia
adalah kepribadiannya yang mencakup segala unsur pengalaman pendidikan dan
keyakinan yang didapatnya sejak kecil. Apabila dalam pertumbuhan seseorang
terbentuk suatu kepribadian yang harmonis, di mana segala unsur pokoknya
terdiri dari pengalaman yang menentramkan jiwa maka dalam menghadapi dorongan
baik yang bersifat biologis ataupun rohani dan sosial akan mampu menghadapi
dengan tenang.
b. Sebagai Penolong Dalam Kesukaran
Orang yang kurang
yakin akan agamanya (lemah imannya) akan menghadapi cobaan/kesulitan dalam
hidup dengan pesimis, bahkan cenderung menyesali hidup dengan berlebihan dan
menyalahkan semua orang. Beda halnya dengan
orang yang beragama dan teguh imannya, orang yang seperti ini akan menerima
setiap cobaan dengan lapang dada. Dengan keyakinan bahwa setiap cobaan yang
menimpa dirinya merupakan ujian dari tuhan (Allah) yang harus dihadapi dengan
kesabaran karena Allah memberikan cobaan kepada hambanya sesuai dengan
kemampuannya. Selain itu, barang siapa yang mampu menghadapi ujian dengan sabar
akan ditingkatkan kualitas manusia itu.
c. Sebagai Penentram Batin
Jika orang yang tidak percaya akan
kebesaran tuhan tak peduli orang itu kaya apalagi miskin pasti akan selalu
merasa gelisah. Orang yang kaya takut akan kehilangan harta kekayaannya yang
akan habis atau dicuri oleh orang lain, orang yang miskin apalagi, selalu
merasa kurang bahkan cenderung tidak mensyukuri hidup. Lain halnya dengan
orang yang beriman, orang kaya yang beriman tebal tidak akan gelisah memikirkan
harta kekayaannya. Dalam ajaran Islam harta kekayaan itu merupakan titipan
Allah yang didalamnya terdapat hak orang-orang miskin dan anak yatim piatu.
Bahkan sewaktu-waktu bisa diambil oleh yang maha berkehendak, tidak mungkin
gelisah. Begitu juga dengan orang yang miskin yang beriman, batinnya akan
selalu tentram karena setiap yang terjadi dalam hidupnya merupakan ketetapan
Allah dan yang membedakan derajat manusia dimata Allah bukanlah hartanya
melainkan keimanan dan ketakwaannya.
d. Sebagai Pengendali Moral
Setiap manusia yang beragama yang
beriman akan menjalankan setiap ajaran agamanya. Terlebih dalam ajaran Islam,
akhlak amat sangat diperhatikan dan di junjung tinggi dalam Islam. Pelajaran
moral dalam Islam sangatlah tinggi, dalam Islam diajarkan untuk menghormati orang
lain, akan tetapi sama sekali tidak diperintah untuk meminta dihormati. Islam mengatur hubungan
orang tua dan anak dengan begitu indah. Dalam Al-Qur’an ada ayat yang berbunyi:
“dan jangan kau ucapkan kepada kedua (orang tuamu) uf!!” Tidak ada ayat
yang memerintahkan kepada manusia (orang tua) untuk minta dihormati kepada
anak. Selain
itu Islam juga mengatur semua hal yang berkaitan dengan moral, mulai dari
berpakaian, berperilaku, bertutur kata hubungan manusia dengan manusia lain
(hablum minannas/hubungan sosial). Termasuk di dalamnya harus jujur, jika
seorang berkata bohong maka dia akan disiksa oleh api neraka. Ini hanya contoh
kecil peraturan Islam yang berkaitan dengan moral. Masih banyak lagi aturan
Islam yang berkaitan dengan tatanan perilaku moral yang baik, namun tidak dapat
sepenuhnya dituliskan disini.
e. Sebagai Edukatif
Fungsi agama
sebagai edukatif merupakan salah satu tujuan utama agama. Melalui pembimbing,
ketua, dan pemimpinnya, agama senantiasa memberikan pengajaran dan bimbingan
pada umatnya agar sesalu bersikap dan bertindak sesuai dengan nlai-nilai
keagamaan dalam kehidupan sehari-hari.
f. Sebagai
Pranata Sosial
Masyarakat Indonesia
merupakan masyarakat penganut agama, berbagai jenis agama dan kepercayaan
tumbuh dan berkembang di masyarakat. Sehubungan dengan itu, maka diperlukan
agama sebagai pranata, yaitu norma yang mengatur hubungan antar manusia,
hubungan manusia dengan alam, hubungan manusia dengan Tuhannya, sehigga ketentraman
dan kedamaian batin dapat dikembangan.
g. Sebagai
Penyelamat
Agama yang merupakan
pegangan dan pedoman hidup manusia diyakini merupakan jaminan yang paling utama
dalam memperoleh keselamatan. Melalui ajaran agama, diajarkan dan disebutkan
cara dan aturan yang harus dipatuhi, ditaati, dan dijalankan agar dapat
memperoleh keselamatan.
h. Sebagai
Pemupuk Persaudaraan
Dengan adanya agama,
maka segala perbedaan latar belakang sosial seperti perbedaan suku, ras, warna
kulit, gender, derajat sosial, pekerjaan, dan kasta, dapat di satukan atau
dilebur dengan agama, karena didalam agama ada istilah saudara se-agama,
saudara se-iman, saudara se-islam, dsb.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Setelah dicermati dan diketahui, akhirnya penulis menemukan beberapa hal penting
yang dapat dijadikan sebagai suatu kesimpulan
dalam isi makalah ini, antara lain ;
1.
Agama islam adalah agama samawi atau agama wahyu dari langit, yang
diturunkan oleh Allah SWT kemuka bumi, sebagai rahmatan lil ‘alamin.
2.
Islam memiliki karakteristik tertentu yang
menjadi pembeda diantara agama yang lain. yang dapat mengokohkan kelebihan
islam dan membuat umat manusia sangat membutuhkan agama islam.
3.
Adapun
ruang lingkup agama islam
sendiri pada dasarnya terdiri atas tiga unsur pokok, yaitu Iman, Islam dan
Ihsan. Ketiganya, meskipun mempunyai pengertian yang berbeda, tetapi dalam
prakteknya saling terkait dan tidak bisa dipisahkan, yakni : iman, islam, ihsan.
4.
Secara umum, fungsi islam adalah seperti yang
telah dijelaskan oleh Allah SWT, dalam surat al-Anbiyaa : 107, yang berarti “Dan Kami tidak mengutus enkau (Muhammad)
melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam”. Dengan dasar itu maka
fungsi islam mencakup segala sesuatu dengan kemaslahatan alam seluruhnya.
DAFTAR PUSTAKA
Komentar
Posting Komentar