CONTOH Makalah Studi Islam (AGAMA ISLAM DAN BERBAGAI DIMENSINYA)

AGAMA ISLAM DAN BERBAGAI DIMENSINYA
  


Oleh :
             Ahmad Syauqi Rahman






STAI MA’HAD ALY AL-HIKAM MALANG
Jl. Cengger Ayam No.25 Malang 65141 Telp. (0341) 495375


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Dewasa ini, banyak bermunculan aliran-aliran yang mengatas namakan islam, mulai dari aliran-aliran yang tidak menyimpang dari kitabullah dan sunnatullah namun beda presepsi dalam mempraktekkan sunnatullah, dan ada juga aliran-aliran yang memang menyimpang dari qur’an dan hadits. Sampai ada juga aliran-aliran atau golongan-golongan yang bersifat radikal-fundamental yang mengatas namakan islam, sehingga menjadikan islam dipandang sebagai agama yang penuh dengan kekerasan, anarkis, sangar, bernaluri pedang, dsb. Bahkan dari masing-masing mereka semua tidak ada yang mau mengalah, masing-masing dari mereka merasa bahwa apa yang ia anut adalah aliran yang paling benar, bahkan dengan mudah mengkafirkan orang-orang yang ada diluar golongannya. Padahal didalam kitabnya sendiri yakni al-Quran, dijelaskan bahwa Allah SWT tidak mengutus Rasulullah SAW melainkan untuk menjadi rahmatan lil’alamin (rahmat bagi seluruh alam). Berarti apa yang dilakukan oleh para kaum radikalis dan fundalis itu bertentangan dengan apa yang wahyukan Allah SWT kepada Rasuullah SAW.

Fenomena diatas merupakan sebab adanya pemaknaan terhadap agama islam yang menyimpang dan tidak relevan dengan esensi dasar agama islam itu sendiri. Maka dari itu, untuk memahami agama islam dan ajarannya, kita harus mengetahui terlebih dahulu apa itu agama beserta dimensi-dimensinya.

Oleh karena itu, amat penting bagi kita untuk memahi arti dari islam, apa saja ruang lingkup didalamnya, kemudian apa fungsi islam, karakteristik serta dimensi ajarannya, agar kita dapat membedakan dan memahami apa yang disebut “agama”, apa yang disebut “nama sebuah agama” (institusi agama) dan apa yang disebut dengan “ajaran agama”.

B.     Pembatasan dan Perumusan Masalah
            Dari uraian diatas, penulis mencoba membatasi ruang lingkup penulisan makalah ini dengan hanya membahas tentang beberapa hal sebagai berikut :
1.      Apa definisi dari agama islam ?
2.      Apa saja karakteristik agama islam ?
3.      Apa saja ruang lingkup agama islam ?
4.      Apa fungsi agama islam ?

C.    Tujuan Penulisan
            Setelah penulis merumuskan masalah, akhirnya penulis dapat menentukan tujuan sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui definisi agama islam
2.      Untuk mengetahui karakteristik agama islam
3.      Untuk mengetahui apa saja ruang lingkup agama islam
4.      Untuk mengetahui fungsi dari agama islam



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Definisi
·         Agama secara umum:
Sebelum kita mengetahui apa definisi dari agama islam, perlu kita ketahui terlebih dahulu apa definisi dari agama secara umum. Kata “agama” berasal dari bahasa Sansekerta āgama yang berarti “tradisi”. Sedangkan kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa Latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti “mengikat kembali”. Maksudnya dengan berreligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan[1].

Menurut satu pendapat, demikian Harun Nasution mengatakan, bahwa asal kata religi adalah relegere yang mengandung arti mengumpulkan dan membaca. Pengertian demekian itu juga sejalan dengan isi agama yang mengandung kumpulan cara-cara mengabdi kepada tuhan yang terkumpul dalam kitab suci yang harus dibaca[2].

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Agama adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia serta lingkungannya[3].

Adapun pengertian agama dari segi istilah dapat dikemukakan sebagai berikut. Elizabet K. Nottingham dalam bukunya Agama dan Masyarakat Suatu Pengantar Sosiologi Agama, berpendapat bahwa agama adalah gejala yang begitu sering terdapat dimana-mana sehingga sedikit membantu usaha-usaha untuk membuat abstraksi ilmiah[4].

Secara terminologi dalam ensiklopedi Nasional Indonesia, agama diartikan aturan atau tata cara hidup manusia dengan hubungannya dengan tuhan dan sesamanya.  Dalam al-Qur’an agama sering disebut dengan istilah ad-din. Istilah ini merupakan istilah bawaan dari ajaran Islam sehingga mempunyai kandungan makna yang bersifat umum dan universal. Artinya konsep yang ada pada istilah din seharusnya mencakup makna-makna yang ada pada istilah agama dan religi.

Dalam sebuah artikel dikatakan bahwa seorang pakar teori agama, yakni Emile Durkheim dalam buku terakhirnya yaitu The Elementery Forms of Religious Life,  mengatakan bahwa agama adalah suatu siste m terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal yang suci. Dia juga mengatakan bahwa agama adalah pantulan dari solidaritas sosial. Bahkan, kalau dikaji, katanya, Tuhan itu sebenarnya adalah ciptaan masyarakat[5].

Dan masih banyak lagi pendapat-pendapat tentang definisi agama yang sudah pasti tidak akan mendapatkan kesepakatan, hal ini disebabkan karena pendefinisian agama, bermunculan dari berbagai latar belakang. Pengertian agama diangkat dari apa yang dipraktikkan oleh kaumnya perlu disikapi dengan sikap kritis dan hati-hati.

Senada dengan hal tersebut, seorang dosen IKIP Bandung yakni Mukti Ali berpendapat bahwa ada tiga argumentasi yang dapat dijadikan alasan dalam menanggapi statemen “Barangkali tak ada kata yang paling sulit diberikan pengertian dan defenisi selain dari kata agama.” Pertama karena pengalaman agama adalah soal batin dan subjektif. Kedua barangkali tidak ada orang yang begitu semangat dan emosional daripada membicarakan agama. Karena itu, membahas arti agama selalu dengan emosi yang kuat dan yang  ketiga  konsepsi tentang agama akan dipengaruhi oleh tujuan orang yang memberikan pengertian agama.


Secara umum, Agama terbagi menjadi dua, ada agama samawi/wahyu dan agama ‘ardhi/non wahyu, Agama samawi disebut juga agama langit karena agama ini diterima oleh manusia dari ilahi melalui perantara malaikat jibril dan disampaikan serta disebarkan oleh para rasul-Nya kepada umat manusia. Inilah agama yang disebut-sebut sebagai agama yang dianut oleh para nabi dan rasul sebelum agama islam datang. Yang termasuk dalam agama samawi antara lain; Islam, nasrani, yahudi. Sedangkan agama ‘ardhi adalah suatu paham agama yang berasal dari suatu tradisi, adat istiadat yang harus dilestarikan. Yang termasuk dalam agama ini adalah; agama hindu, budha, konghuchu, dll.

·         Agama Islam :
Sedangkan secara khusus kita akan membahas tentang salah satu agama, yakni agama islam. Islam memilki pengertian tersendiri, dalam segi bahasa islam berasal dari bahasa Arab, yakni dari kata salima yang mengandung arti selamat, sentosa, dan damai. Dari kata salima selanjutnya diubah bentuk menjadi aslama yang berarti berserah diri masuk dalam kedamaian[6].

Senada dengan pendapat diatas, sumber lain mengatakan bahwa islam berasal dari bahasa Arab, terambil dari kata salima selamat sentosa. Dari asal kata itu dibentuk kata aslama yang artinya memelihara dalam keadaan selamat sentosa dan berarti pula menyerahkan diri,  tunduk, patuh, dan taat. Kata aslama itulah yang menjadi kata islam yang mengandung arti segala arti yang terkandung dalam arti pokoknya. Oleh sebab itu, orang yang berserah diri, patuh, dan taat disebut sebagai orang muslim. Orang yang demikian berarti telah menyatakan dirinya taat, menyerahkan diri, dan patuh kepada Allah SWT. Orang tersebut selanjutnya akan dijamin keselamatannya di dunia dan akhirat[7].

Dari pengertian kebahasaan ini, kata islam dekat dengan arti kata agama yang berarti menguasai, menundukkan, patuh, hutang, balasan, dan kebiasaan. Senada dengan hal itu, Abudin Nata mengutip dari pendapat Nurcholis Majid, ia berpendapat bahwa ;
sikap pasrah kepada Tuhan merupakan hakikat dari pengertian islam, skap ini tidak saja merupakan ajaran Tuhan kepada hamba-Nya, tetapi ia diajarkan oleh-Nya dengan disangkutkan kepada alam manusia itu sendiri. Dengan kata lain ia diajarkan sebagai pemenuhan alam manusia, sehingga pertumbuhan perwujudannya pada manusia selalu bersifat dari dalam, tidak tumbuh, apa lagi dipaksakan dari luar, karena cara yang demikian menyebabkan islam tidak otentik, karena kehilangan dimensinya yang paling mendasar dan mendalam yakni, kemurnian dan keikhlasan[8].

Abuddin Nata juga mengutip perkataan Maulana Muhammad Ali yang berpendapat, bahwa :
pengertian islam dipahami dari firman Allah yang terdapat pada surat al-Baqoroh ayat 202, yang artinya : “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu kedalam islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu turuti langkah-langakah syaitan, sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu”. Dan juga dapat dipahami dari surat al-Anfal ayat 61, yang artinya : “dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya dan bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Tuhan Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.

Dari uraian diatas, Abudin Nata menyimpulkan bahwa kata islam dari segi kebahasaan mengandung arti patuh, tunduk, taat, dan berserah diri kepada Tuhan dalam upaya mencari keselamatan dan kebahagiaan hidup, baik di dunia maupun di akhirat. Hal tersebut dilakukan atas kesadaran dan kemauan diri sendiri, tanpa ada paksaan apapun ataupun dengan berpura-pura, melainka sebagai panggilan hati nurani[9].

Sebelumnya telah dikatakan bahwasanya islam merupakan salah satu agama samawi atau agama yang berasal dari langit, maka dari situ muncul pendapat bahwa islam menurut istilah adalah agama yang mengacu kepada sumber wahyu yang datang dari Allah SWT, bukan berasal dari manusia, dan bukan pula dari Nabi Muhammad SAW. Posisi nabi dalam agama islam diakui sebagi yang ditugasi oleh Allah SWT untuk menyebarkan ajaran islam tersebut kepada umat manusia. Dalam proses penyebaran agama islam, nabi terlihat dalam memberi keterangan, penjelasan, uraian, dan contoh praktiknya. Namun keterlibatan itu masih dalam batas-batas yang dibolehkan oleh Allah SWT.

Dengan demikian islam merupakan nama bagi agama yang berasal dari Allah SWT, berbeda dengan agama Ardhi atau non wahyu, yang merupakan agama yang namanya diambil dari kebudayaan dan kehidupan sosial masyarakat seperti ; budha, hindu, konghuchu, dll.

Agama islam dari segi ajarannya juga merupakan agama sepanjang sejarah, sebab sekalipun agama islam merupakan agama samawi atau agama wahyu yang terakhir diturunkan, namun ajaran agama islam sudah ada sejak agama islam itu sendiri ada. Karena para nabi terdahulu dari zaman nabi Adam as, sampai nabi Isa as, ditegaskan dalam al-Quran bahwa mereka semua itu termasuk orang-orang yang berserah diri kepada Allah SWT.

B.   Karakteristik Agama Islam
Islam memiliki karakteristik yang menjadi pembeda diantara agama yang lain. yang dapat mengokohkan kelebihan islam dan membuat umat manusia sangat membutuhkan agama islam[10], diantaranya ;

·         Islam datang  dari sisi Allah SWT, dan sesungguhnya Allah lebih mengetahui apa yang menjadi mashlahat (kebaikan) bagi hamba-hamba-Nya.
·         Islam menjelaskan awal kejadian manusia dan akhir kehidupannya, serta tujuan ia diciptakan.
·         Islam adalah agama fitrah, islam tidak akan pernah bertentangan dengan fitrah  dan akal manusia, islam memperhatikan akal dan mengajaknya berfikir, serta mencela kebutuhan.
·         Islam adalah ilmu syar’i, satu-satunya ajaran yang menjelaskan segala yang berkaitan dengan kehidupan manusia secara ditail, ditinjau dari berbagai aspek kehidupan.
·         Allah SWT menjamin kebahagiaan, kemuliaan, dan kemenangan bagi orang yang berpegang teguh kepada islam dan menerapkannya didalamkehidupan, baik bagi perorangan maupun masyarakat.
·         Dalam Agama islam terdapat penyelesaian bagi segala problematika, karena islam dengan syari’at dan dasar-dasar ajarannya mencakup segala hukum bagi segala peristiwa yang tak terbatas.
·         Syari’at islam adalah syari’at yang paling bijak dalam mengatur semua bangsa, paling tepat dalam memberikan solusi dari setiap masalah, memperhatikan kemaslahatan dan sangat memperhatikan hak-hak manusia.
·         Islam adalah agama yang fleksibel (cocok bagi semua zaman, tempat, bangsa dan situasi) bahkan tanpa adanya islam, dunia tidak akan menjadi baik.
·         Islam adalah agama cinta, kebersamaan, persahabatan, dan kasih sayang sesama kaum mukminin.
·         Islam adalah agama kesungguhan, keseriusan dan amal.
·         Islam adalah agama yang sangat jauh dari kontradiksi.
·         Islam itu sangat jelas dan sangat mudah bagi yang ingin berkomitmen dan ikhlas menjalankan ajarannya. Karena islam itu mudah dipahami oleh setiap orang yang ingin mengkajinya
·         Islam mengajak kepada akhlak mulia dan amal sholeh.
·         Islam memelihara kesehatan. Bahkan jargon yang sering kita dengar dari agama islam adalah “ kebersihan adalah sebagian dari iman”.
·         Islam seiring dengan penemuan ilmiah. Oleh karena itu tidak mungkn ada penemuan-penemuan yang bertentangan dengan nash-nash al-Quran yang begitu jelasnya bagi orang yang berfikir untuk merenungi serta memperdalamnya.

C.   Ruang Lingkup
  • Agama secara umum :
Yang termasuk dalam ruang lingkup agama adalah hal-hal yang menjadi pedoman pokok bagi agama tersebut antara lain adalah:

1.      Keyakinan (credial), yaitu keyakinan akan adanya sesuatu kekuatan supranatural yang diyakini mengatur dan mencipta alam.
2.      Peribadatan (ritual), yaitu tingkah laku manusia dalam berhubungan dengan kekuatan supranatural tersebut sebagai konsekuensi atau pengakuan dan ketundukannya.
3.      Sistem nilai yang mengatur hubungan manusia dengan manusia lainnya atau alam semesta yang dikaitkan dengan keyakinan nya tersebut.

Dan dalam sebuah agama terdapat beberapa unsur dan itu menjadi pedoman pokok bagi agama tersebut dalam upaya menjadikan hidup manusia lebih baik, antara lain adalah:

1.      Adanya keyakinan pada yang gaib
2.      Adanya kitab suci sebagai pedoman
3.      Adanya Rasul pembawanya
4.      Adanya ajaran yang bisa dipatuhi
5.      Adanya upacara ibadah yang standar

·         Agama Islam :
Adapun ruang lingkup agama islam sendiri pada dasarnya terdiri atas tiga unsur pokok, yaitu Iman, Islam dan Ihsan. Ketiganya, meskipun mempunyai pengertian yang berbeda, tetapi dalam prakteknya saling terkait dan tidak bisa dipisahkan, yakni :

2.      Iman artinya membenarkan dengan hati, merealisasikan (mewujudkan) dalam perkataan dan perbuatan akan adanya Allah SWT dengan segala Ke-Maha Sempurnaan-Nya, para malaikat, kitab-kitab Allah, para Nabi dan Rasul, Hari Akhir, serta Qadha dan Qadar.
3.      Islam artinya taat, tunduk, dan menyerahkan diri atas segala ketentuan yang telah ditetapkan Allah SWT. Rukun Islam terdiri atas Syahadatain (dua kalimah syahadat), Shalat, Zakat, Puasa, dan Haji.
4.      Ihsan artinya berakhlak dan berbuat saleh sehingga dalam melaksanakan ibadah kepada Allah dan bermuamalah dengan sesama makhuk dilakukannya dengan penuh keikhlasan. Seakan-akan Allah menyaksikannya sepanjang waktu.

Dari penjelasan di atas, agama islam memiliki tiga ruang lingkup yang saling terkait dan tidak dapat dipisahkan sehingga bisa juga disebut dengan 3 ruang lingkup agama islam[11]

D.    Fungsi Agama Islam
Secara umum, fungsi islam adalah seperti yang telah dijelaskan oleh Allah
SWT, dalam surat al-Anbiyaa : 107, yang berarti “Dan Kami tidak mengutus enkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam”.

Dari ayat diatas dapat dipahami, bahwasanya fungsi islam adalah bukan hanya mengatur segala kebutuhan dan perkara yang berkaitan dengan umat islam saja, melainjan juga berfungsi untuk mengatur segala aspek kehidupan di muka bumi ini. Aspek-aspek tersebut adalah sebagai berikut ;
a. Sebagai Pembimbing Dalam Hidup
Pengendali utama kehidupan manusia adalah kepribadiannya yang mencakup segala unsur pengalaman pendidikan dan keyakinan yang didapatnya sejak kecil. Apabila dalam pertumbuhan seseorang terbentuk suatu kepribadian yang harmonis, di mana segala unsur pokoknya terdiri dari pengalaman yang menentramkan jiwa maka dalam menghadapi dorongan baik yang bersifat biologis ataupun rohani dan sosial akan mampu menghadapi dengan tenang.

b. Sebagai Penolong Dalam Kesukaran
Orang yang kurang yakin akan agamanya (lemah imannya) akan menghadapi cobaan/kesulitan dalam hidup dengan pesimis, bahkan cenderung menyesali hidup dengan berlebihan dan menyalahkan semua orang. Beda halnya dengan orang yang beragama dan teguh imannya, orang yang seperti ini akan menerima setiap cobaan dengan lapang dada. Dengan keyakinan bahwa setiap cobaan yang menimpa dirinya merupakan ujian dari tuhan (Allah) yang harus dihadapi dengan kesabaran karena Allah memberikan cobaan kepada hambanya sesuai dengan kemampuannya. Selain itu, barang siapa yang mampu menghadapi ujian dengan sabar akan ditingkatkan kualitas manusia itu.

c. Sebagai Penentram Batin
Jika orang yang tidak percaya akan kebesaran tuhan tak peduli orang itu kaya apalagi miskin pasti akan selalu merasa gelisah. Orang yang kaya takut akan kehilangan harta kekayaannya yang akan habis atau dicuri oleh orang lain, orang yang miskin apalagi, selalu merasa kurang bahkan cenderung tidak mensyukuri hidup. Lain halnya dengan orang yang beriman, orang kaya yang beriman tebal tidak akan gelisah memikirkan harta kekayaannya. Dalam ajaran Islam harta kekayaan itu merupakan titipan Allah yang didalamnya terdapat hak orang-orang miskin dan anak yatim piatu. Bahkan sewaktu-waktu bisa diambil oleh yang maha berkehendak, tidak mungkin gelisah. Begitu juga dengan orang yang miskin yang beriman, batinnya akan selalu tentram karena setiap yang terjadi dalam hidupnya merupakan ketetapan Allah dan yang membedakan derajat manusia dimata Allah bukanlah hartanya melainkan keimanan dan ketakwaannya.

d. Sebagai Pengendali Moral
Setiap manusia yang beragama yang beriman akan menjalankan setiap ajaran agamanya. Terlebih dalam ajaran Islam, akhlak amat sangat diperhatikan dan di junjung tinggi dalam Islam. Pelajaran moral dalam Islam sangatlah tinggi, dalam Islam diajarkan untuk menghormati orang lain, akan tetapi sama sekali tidak diperintah untuk meminta dihormati. Islam mengatur hubungan orang tua dan anak dengan begitu indah. Dalam Al-Qur’an ada ayat yang berbunyi: “dan jangan kau ucapkan kepada kedua (orang tuamu) uf!!” Tidak ada  ayat yang memerintahkan kepada manusia (orang tua) untuk minta dihormati kepada anak. Selain itu Islam juga mengatur semua hal yang berkaitan dengan moral, mulai dari berpakaian, berperilaku, bertutur kata hubungan manusia dengan manusia lain (hablum minannas/hubungan sosial). Termasuk di dalamnya harus jujur, jika seorang berkata bohong maka dia akan disiksa oleh api neraka. Ini hanya contoh kecil peraturan Islam yang berkaitan dengan moral. Masih banyak lagi aturan Islam yang berkaitan dengan tatanan perilaku moral yang baik, namun tidak dapat sepenuhnya dituliskan disini.
           
            e. Sebagai Edukatif
Fungsi agama sebagai edukatif merupakan salah satu tujuan utama agama. Melalui pembimbing, ketua, dan pemimpinnya, agama senantiasa memberikan pengajaran dan bimbingan pada umatnya agar sesalu bersikap dan bertindak sesuai dengan nlai-nilai keagamaan dalam kehidupan sehari-hari.

f. Sebagai Pranata Sosial
            Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat penganut agama, berbagai jenis agama dan kepercayaan tumbuh dan berkembang di masyarakat. Sehubungan dengan itu, maka diperlukan agama sebagai pranata, yaitu norma yang mengatur hubungan antar manusia, hubungan manusia dengan alam, hubungan manusia dengan Tuhannya, sehigga ketentraman dan kedamaian batin dapat dikembangan.

g. Sebagai Penyelamat
            Agama yang merupakan pegangan dan pedoman hidup manusia diyakini merupakan jaminan yang paling utama dalam memperoleh keselamatan. Melalui ajaran agama, diajarkan dan disebutkan cara dan aturan yang harus dipatuhi, ditaati, dan dijalankan agar dapat memperoleh keselamatan.

h. Sebagai Pemupuk Persaudaraan
            Dengan adanya agama, maka segala perbedaan latar belakang sosial seperti perbedaan suku, ras, warna kulit, gender, derajat sosial, pekerjaan, dan kasta, dapat di satukan atau dilebur dengan agama, karena didalam agama ada istilah saudara se-agama, saudara se-iman, saudara se-islam, dsb.
           


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Setelah dicermati dan diketahui, akhirnya penulis menemukan beberapa hal penting yang dapat dijadikan sebagai suatu kesimpulan dalam isi makalah ini, antara lain ;

1.      Agama islam adalah agama samawi atau agama wahyu dari langit, yang diturunkan oleh Allah SWT kemuka bumi, sebagai rahmatan lil ‘alamin.
2.      Islam memiliki karakteristik tertentu yang menjadi pembeda diantara agama yang lain. yang dapat mengokohkan kelebihan islam dan membuat umat manusia sangat membutuhkan agama islam.
3.      Adapun ruang lingkup agama islam sendiri pada dasarnya terdiri atas tiga unsur pokok, yaitu Iman, Islam dan Ihsan. Ketiganya, meskipun mempunyai pengertian yang berbeda, tetapi dalam prakteknya saling terkait dan tidak bisa dipisahkan, yakni : iman, islam, ihsan.
4.      Secara umum, fungsi islam adalah seperti yang telah dijelaskan oleh Allah SWT, dalam surat al-Anbiyaa : 107, yang berarti “Dan Kami tidak mengutus enkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam”. Dengan dasar itu maka fungsi islam mencakup segala sesuatu dengan kemaslahatan alam seluruhnya.
  


DAFTAR PUSTAKA


[1] Sumber : http://esuprianto.blogspot.co.id. Diakses : Jum’at 21-10-16. Pada pukul : 13.47. WIB
[2] Abuddin Nata. 2014. Metodologi Studi Islam. Jakarta : Rajawali Pers. Cet. 21
[3] Sumber : https://id.m.wikipedia.org. Diakses : Jum’at 21-10-16. Pada pukul : 13.52. WIB
[4] Elizabeth K. Nottingham. 1985. Agama dan Masyarakat Suatu Pengantar Sosiologi Agama. Jakarta : CV. Rajawali. Cet. 1. Hal. 4
[5] Sumber : https://ratnandoet.wordpress.com. Diakses : Jum’at 21-10-16. Pada pukul : 14.30. WIB
[6] Maulana Muhammad Ali. 1980. Islamologi (Dinul Islam). Jakarta : Ikhtiar Baru-Van Hoeve. Hal. 2
[7] Abuddin Nata. 2014. Metodologi Studi Islam. Jakarta : Rajawali Pers. Cet. 21
[8] Nurcholis Majid. 1992. Islam Doktrin dan peradaban, Sebuah Tela’ah Tentang Krisis Masalah Keimanan,
Kemanusiaan, dan Kemodernan. Jakarta : Paramadina. Cet. 2. Hal. 426
[9] Abuddin Nata. 2014. Metodologi Studi Islam. Jakarta : Rajawali Pers. Cet. 21
[10] Sumber : https://almanhaj.or.id. Diakses : Sabtu, 22-10-16. Pada pukul : 17.30  WIB
[11] Basyarahil Aziz Salim. 1996. Masalah-Masalah Agama. Jakarta: Gema Insani

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CONTOH Makalah Ushul Fiqh (LAFADZ DARI SEGI KETIDAK-JELASANNYA ( Khafi, Musykil, Mujmal, dan Mutasyabih )

CONTOH Makalah Teori Pembelajaran (Behavioristik)

CONTOH Makalah Ulumul Qur'an (TAFSIR BIL MA’TSUR DAN BIR RA’YI)