CONTOH Makalah Psikologi Umum (Pertumbuhan dan Perkembangan)

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Psikologi Umum
Dosen Pengampu:
Akhmad Said, M.Pd.I.




Oleh :
Ahmad Syauqi Rahman
2016.77.01.772



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Manusia merupakan makhluk hidup yang lebih sempurna dibandingkan dengan makhluk hidup yang lain. Akibat dari unsur kehidupan yang ada pada manusia, manusia berkembang dan mengalami perubahan, baik perubahan dalam segi fisiologik (pertumbuhan) maupun perubahan  dalam segi psikologik (perkembangan)[1].
Psikologi pertumbuhan merupakan proses dan wujud tumbuhnya fisik. Sedangkan psikologi perkembangan lebih mempelajari peningkatan-peningkatan yang terjadi oleh interaksi antara tingkah laku dengan hal-hal yang timbul di lingkungan sekitar, atau pengetahuan yang mempelajari persamaan dan perbedaan fungus-fungsi psikologis sepanjang hidup. Meskipun demikian, keduanya tidak bisa dianggap sebagai dua ilmu yang hanya berdampingan, pararel, tidak bersentuhan, dan memiliki titik tekan yang berbeda satu sama lain. Hal ini menurut MIF Baihaqi dalam bukunya yang berjudul Psikologi Pertumbuhan merupakan sebuah kekeliruan, sebab didalam pertumbuhan  tentu terkandung suatu aspek yang berkembang; sedangkan didalam perkembangan, fungsi-fungsi akan optimal apabila melewati pertumbuhan. Oleh karena itu, MIF Baihaqi menyatakan bahwa proses tumbuh-kembang adalah proses yang holestik (berkaitan) satu sama lain, dan bisa membidik satu sasaran aspek yang sama[2].
Didalam makalah ini, penulis mencoba menjelaskan tentang proses pertumbuhan dan perkembangan dari sudut pandang ilmu psikologi, apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi proses pertumbuhan dan proses perkembangan, serta bagaimana hubungan keduanya dalam ilmu psikologi, sehingga kita dapat membuktikan kebenaran pernyataan dari MIF Baihaqi bahwa proses tumbuh-kembang merupakan suatu hal yang berkaiatan atau holestik.

B.     Pembatasan dan Perumusan Masalah
Dari uraian diatas, penulis mencoba membatasi ruang lingkup penulisan makalah ini dengan hanya membahas tentang beberapa hal sebagai berikut :
1.      Bagaimana proses pertumbuhan dan perkembangan menurut ilmu psikologi ?
2.      Bagaimana fase-fase pertumbuhan dan perkembangan manusia ?
3.      Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi proses pertumbuhan dan proses perkembangan, serta apa perbedaan dari keduanya?

C.    Tujuan Penulisan
Setelah penulis merumuskan masalah, akhirnya penulis dapat menentukan tujuan sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui proses pertumbuhan dan perkembangan menurut ilmu psikologi
2.      Untuk mengetahui fase-fase pertumbuhan dan perkembangan manusia
3.      Untuk Mengetahui perbedaan faktor-faktor yang mempengaruhi proses pertumbuhan  dan perkembangan




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Proses Pertumbuhan (growth) dan Perkembangan (devolepment) Menurut Ilmu Psikologi
1.      Pertumbuhan (growth)
Pertumbuhan dan perkembangan adalah dua buah kata yang mempunyai maksud hampir sama, tetapi memiliki arti yang berbeda. Tumbuh dan berkembang merupakan salah satu dari sekian ciri-ciri organisme yang ada, dan kedua istilah tersebut merupakan istilah-istilah yang bisaa digunakan dalam ilmu biologi. Pertumbuhan selalu berhubungan erat dengan perkembangan yang dialami oleh makhluk hidup, begitu juga fungsi perkembangan akan berjalan optimal apabila melewati proses pertumbuhan yang tepat dan benar.
Didalam ilmu psikologi terdapat objek yang dijadikan sebagai suatu pengamatan, objek tersebut adalah manusia. Oleh karena itu penulis membatasi pembahasan ini dengan hanya membahas pertumbuhan dan perkembangan yang dialami oleh manusia.
Pertumbuhan (growth) sebenarnya merupakan sebuah istilah yang lazim digunakan dalam ilmu biologi, sehingga pengertian secara umumnya lebih bersifat biologis. Seperti yang dikutip dari buku psikologi perkembangan yang ditulis oleh Desmita yang mengutip pengertian pertumbuhan menurut C.P. Chaplin (2002), ia mengartikan pertumbuhan sebagai suatu pertambahan atau kenaikan dalam ukuran dari bagian-bagian tubuh atau dari organisme sebagai suatu keseluruhan. Sedangkan menurut A.E. Sinolungan (1997), pertumbuhan menunjuk pada perubahan kuantitatif, yaitu yang dapat dihitung atau diukur, seperti panjang atau berat tubuh. Sedangkan menurut Ahmad Thontowi (1993), mengartikan pertumbuhan sebagai perubahan jasad yang meningkat dalam ukuran (size) sebagai akibat dari adanya perbanyakan (multiplication) sel-sel[3].
Mengutip dari buku yang ditulis oleh Desmita, ia mengatakan bahawa “Dalam ilmu psikologi, pertumbuhan fisik manusia disifati sebagai suatu yang  mengalami peningkatan, menetap, dan kemudian mengalami kemunduran kembali, sejalan dengan bertambahnya usia. Hal ini berarti bahwa pertumbuhan fisik manusia ada puncaknya. Sesudah masa tertentu, fisik mulai mengalami kemunduran dan berakhir pada keruntuhan di hari tua, dimana kekuatan dan kesehatannya berkurang, pancaindera menjadi lemah atau lumpuh sama sekali. Oleh karena itu pertumbuhan sedikit berbeda dengan perkembangan yang lebih kepada aspek mental atau psikis yang relative berkelanjutan, sepanjang individu yang bersangkutan tetap memeliharanya dengan baik”. Desmita menyimpulkan bahwa “pertumbuhan merupakan sebuah istilah yang lebih cenderung menunjuk pada kemajuan fisik atau pertumbuhan tubuh yang melaju sampai pada suatu titik optimum dan kemudian menurun menuju keruntuhannya. Sedangkan istilah perkembangan lebih menunjuk pada kemajuan mental atau perkembangan rohani yang melaju terus sampai akhir hayat” [4].
Jadi dapat penulis simpulkan bahwa pertumbuhan merupakan proses perubahan yang terlihat dari fisik suatu organisme, dan konteks perujukannya lebih kepada perubahan-perubahan yang bersifat kuantitatif atau perubahan yang bisa dilihat dengan kasat mata dan bisa diukur dengan menggunakan alat ukur, sebagaimana berat badan dapat diketahui dengan alat penimbang badan, dan tinggi badan yang dapat diukur dengan alat pengukur tinggi badan (stature meter), dan pertumbuhan juga memiliki sifat sementara dan tidak bisa bertahan samapai akhir hayat.
2.         Perkembangan (development)
Dalam usaha memahami psikologi perkembangan, ada baiknya kita ketahui apa yang dimaksud dengan perkembangan. Sama halnya dengan pertumbuhan, maka perkembangan juga merupakan salah satu istilah-istilah yang sering digunakan didalam ilmu biologi. Kemudian pada abad ke-20 ini, kata perkembangan mulai dipergunakan oleh psikologi. Karena penggunaannya pertama-tama dalam biologi, maka banyak dari ahli-ahli yang menyebutkan bahwa kedua istilah tersebut memiliki maksud yang sama. Akan tetapi jika dibandingkan dengan pertumbuhan, maka psikologi perkembangan lebih terfokus kepada hal-hal rohani, psikis, serta kejiwaan manusia, yang semuanya itu merupakan objek dari ilmu psikologi, sehingga istilah perkembangan lebih memiliki keterkaitan dengan ilmu psikologi dibandingkan dengan pertumbuhan. Dan pernyataan ini didukung dengan lebih banyaknya buku-buku atau leteratur yang membahas psikologi perkembangan dibandingkan dengan pembahasan psikologi pertumbuhan[5].
Salah satu pengertian perkembangan yang penulis kutip adalah pengertian perkembangan yang dikemukakan oleh C.P. Chaplin (2002), ia mengartikan “perkembangan sebagai; (1) perubahan yang berkesinambungan dan progresif dalam organisme, dari lahir sampai mati, (2) pertumbuhan, (3)perubahan dalam bentuk dan dalam integrase dari bagian-bagian jasmaniah kedalam bagian-bagian fungsional, (4) kedewasaan atau kemunculan pola-pola asasi dari tingkah laku yang tidak dipelajari”[6].
Pendapat lain adalah pengertian menurut Reni Akbar Hawadi (2001), bahwa “perkembangan secara luas menunjuk kepada keseluruhan proses perubahan dari potensi yang dimiliki individu dan tampil dalam kualitas kemampuan, sifat dan ciri-ciri yang baru. Dalam istilah perkembangan juga tercakup konsep usia, yang diawali dari saat pembuahan dan berakhir dengan kematian”.
Sedangkan menurut F.J. Monks,dkk.,(2001), pengertian perkembangan menunjuk pada “suatu proses ke arah yang lebih sempurna dan tidak dapat diulang kembali. Perkembangan menunjuk pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali”. Perkembangan juga dapat diartikan sebagai”proses yang kekal dan tetap yang menuju kea rah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi, berdasarkan pertumbuhan , pematangan, dan belajar”[7].
Adapun menurut Dr. H. Syamsu Yusuf LN., M.Pd. yakni seorang dosen UPI (Universitas Pendidikan Indonesia), didalam bukunya yang berjudul Psikologi Perkembangan Anak & Remaja, ia mengatakan bahwa perkembangan adalah “perubahan-perubahan yang dialami individual atau organisme menuju tingkat kedewasaannya atau kematangannya (maturation) yang berlangsung secara sistematis, progesif, dan berkesinambungan, baik menyangkut fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah)”. Beliau juga mengatakan bahwa “ setiap aspek perkembangan individu, baik fisik, emosi, inteligensi, maupun sosial, satu sama lainnya saling mempengaruhi. Terdapat hubungan atau korelasi yang positif diantara aspek-aspek tersebut. Apabila seorang anak dalam pertumbuhan fisiknya mengalami gangguan (serung sakit-sakitan), maka dia akan mengalami gangguan pula pada perkembangan aspek lainnya, seperti kecerdasannya kurang berkembang dan mengalami kelabilan emosional”[8].
Dalam psikologi perkembangan ini yang dibahas adalah perkembangan rohani sejak manusia lahir sampai ia menjadi dewasa. Dalam perjalanan hidupnya menjadi dewasa, perkembangan rohani tidak lepas dari pengaruh keturunan dan pengaruh dunia lingkungan tempat seseorang hidup dan dibesarkan[9].
Dari berbagai pendapat tentang pengertian serta proses psikologi perkembangan (development) diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa perkembangan merupakan sebuah proses perubahan psikis yang dialami oleh manusia sejak masa konsepsi sampai mencapai kematangan atau masa tuanya. Dan perkembangan perubahan tersebut tidak pernah berhenti, serta berlangsung secara terus-menerus.

B.      Fase-fase Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia
Setiap individu yang normal akan mengalami tahapan/fase perkembangan. Prinsip ini berarti bahwa dalam menjalani hidupnya yang normal dan berusia panjang, individu akan mengalami fase-fase perkembangan dan pertumbuhan : bayi, anak-anak, anak, remaja, dewasa, dan masa tua.
Fase perkembangan dapat diartikan sebagai penahapan atau perkembangan rentang perjalanan kehidupan individu yang diwarnai ciri-ciri khusus atau pola-pola tingkah laku tertentu. Ada banyak pendapat berbeda tentang pembabakan atau periodisasi perkembangan dan pertumbuhan ini, antara lain penggolongan berdasarkan analisis biologi, didaktis, dan psikologi. Namun kali ini penulis hanya akan membahas pengelompokan babak atau periodisasi perkembangan dan pertumbuhan berdasarkan analisis psikologi.
Para ahli yang menggunakan aspek psikologis sebagai landasan dalam menganalisis tahap perkembangan, mencari pengalaman-pengalaman psikologis mana yang khas bagi individu pada umumnya dapat digunakan sebagai masa perpindahan dari fase yang satu ke fase yang lain dalam perkembangannya. Dalam hal ini para ahli berpendapat bahwa dalam perkembangan, pada umumnya individu mengalami masa-masa kegoncangan. Apabila perkembangan itu dapat dilukiskan sebagai proses evolusi, maka pada kegoncangan itu evolusi berubah menjadi revolusi.
kegoncangan psikis itu dialami oleh hampir semua orang. Selama masa perkembangan, pada umumnya individu mengalami masa kegoncangan sebanyak dua kali, yaitu :
1)      Pada kira-kira tahun ketiga atau keempat, dan
2)      Pada permulaan masa pubertas.
Berdasarkan dua masa kegoncangan tersebut, perkembangan individu dapat digambarkan melewati tiga periode atau masa, yaitu :
  1. Dari lahir sampai masa kegoncangan pertama (tahun ketiga atau keempat, yang biasa disebut masa kanak-kanak)
  2. Dari masa kegoncangan pertama sampai pada masa kegoncangan kedua, atau biasa disebut masa keserasian bersekolah.
  3. Dari masa kegoncangan kedua sampai akhir masa remaja yang biasa disebut masa kematangan.

C.      Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia
Setiap individu dilahirkan ke dunia dengan membawa hereditas tertentu, yang berarti bahwa setiap individu memiliki karakteristik yang berbeda-beda, melalui pewarisan dari pihak orangtuanya. Pewarisan tersebut menyangkut fisik (seperti struktur tubuh, warna kulit, dan bentuk rambut), selain itu juga pewarisan menyangkut psikis dan sifat-sifat mental (seperti emosi, kecerdasan dan bakat)
Pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup merupakan hasil interaksi antara faktor internal (dari dalam tubuh makhluk hidup sendiri) dan faktor eksternal (dari luar tubuh makhluk hidup).
Faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup adalah adanya faktor penurunan sifat (hereditas) dan faktor lingkungan yang merupakan faktor eksternal, serta factor gabungan antara keduanya yakni gabungan antara factor internal dan factor eksternal (konvergensi).
  1. Faktor Internal (netivisme)
Faktor Internal merupakan sesuatu yang timbul atau ada serta berpengaruh dalam diri masing-masing individu, antara lain;
a.   Pewarisan keturunan (Hereditas)
Hereditas atau pewarisan keturunan merupakan salah satu faktor internal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan manusia, pewarisan sifat (hereditas) juga merupakan aspek individu yang besifat bawaan dan memiliki potensi untuk berkembang, seberapa jauh perkembangan individu serta seberapa bagus kualitas perkembangan indivudu, bergantung pada kualitas hereditasnya.
Faktor pewarisan keturunan yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada manusia disebabkan oleh salah satu unit pewarisan sifat yang disebut dengan gen.Gen adalah faktor pembawa sifat menurun yang terdapat di dalam sel makhluk hidup. Gen yang dimiliki oleh manusia mempengaruhi setiap pertumbuhan struktur tubuh manusia dan juga perkembangan psikis serta rohani manusia tersebut.
Sifat-sifat yang tampak akibat pengaruh gen dalam proses pertumbuhan pada manusia, seperti; bentuk tubuh, warna mata, warna bulu mata, warna rambut, dan sebagainya, yang kesemuanya itu memiliki kesamaan dengan induknya, baik itu turunan sifat fisik dari pihak ibu maupun ayah.
Sedangkan pengaruh gen dalam proses perkembangan adalah adanya penurunan sifat-sifat dari induk kepada keturunannya seperti; kecerdasan, kewibawaan, penguasaan amarah, dan sebagainya.
b.      Hormon (zat tubuh)
Hormon merupakan senyawa organik (zat kimia) yang ada pada manusia dan sebagian hewan. Hormon dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin merupakan kelenjar buntu, artinya kelenjar itu tidak itu tidak memiliki saluran. Oleh karena itu, hasil sekresi kelenjar endokrin (hormon) langsung masuk ke pembuluh darah. Dan hormon diedarkan keseluruh tubuh oleh darah.
Faktor hormon merupakan salah satu faktor internal yang terdapat didalam manusia. Hormon dapat mempengaruhi reproduksi, metabolisme (pertukaran zat), serta pertumbuhan dan perkembangan pada manusia. Pada manusia, hormon yang berhubungaan dengan pertumbuhan akan mempengaruhi proses pertumbuhan. Sebagai contoh adalah pengaruh hormon iodium yang dihasilkan oleh garam yang beriodium, seseorang yang memilki hormon ini dengan kadar yang berlebihan maka akan mengalami pertumbuhan raksasa atau gigantisme. Sebaliknya, orang yang kekurangan hormon iodium maka akan mengalami kekerdilan.
Sedangkan pengaruh hormon yang berhubungan dengan proses perkembangan adalah seperti hormon ardenalin. Seseorang yang memiliki sifat pemarah, bersemangat, aktif atau bahkan sampai over aktif bisa disebabkan ia memiliki hormon ardenalin yang cukup tinggi. Sebaliknya apabila seseorang memilki sifat pemalu, pendiam, tidak bersemangat, pasif dan sebagainya, bisa saja itu disebabkan karena hormon yang ia miliki rendah.
  1. Faktor Eksternal (emperisme)
a.       lingkungan (environment)
Lingkungan (environment) merupakan faktor penting disamping penurunan atau pewarisan sifat (hereditas) yang dapat menentukan pertumbuhan serta perkembangan individu.
Dalam proses pertumbuhan yang dialami oleh manusia selaku objek dari ilmu psikologi., lingkungan memiliki peran aktif sebagai salah satu faktor yang menentukan baik tidaknya proses pertumbuhan yang manusia alami. Lingkungan yang dimaksud disini adalah lingkungan yang berupa fisik, seperti; suhu udara, cahaya, kelembapan. Sebagai contoh adalah ketika terdapat perbedaan kulit, antara seseorang yang tinggal di pesisir pantai, dengan seseorang yang tinggal di dataran tinggi yang dipenuhi banyak pepohonan.
Sedangkan faktor  lingkungan terhadap proses perkembangan seseorang merupakan hal yang memilki pengaruh yang sangat besar. Sebagai contoh adalah lingkungan sekolah. Kita dapat melihat perbedaan antara seorang pelajar yang bergaul dengan temannya yang rajin disekolah maka ia akan ikut terbawa menjadi rajin, meskipun mungkin tidak sepintar temannya. Tapi sebaliknya, ketika ia bergaul dengan temannya yang pemalas dan suka tawuran, maka ia akan terbawa oleh temannya tersebut, meskipun pada dasarnya ia memiliki kemampuan yang lebih dibandingkan temannya tersebut.   
Dari faktor-faktor diatas dapat disimpulkan bahwa psikologi perkembangan lebih mempersoalkan faktor-faktor yang umum dan mempengaruhi proses perkembangan yang terjadi dalam  kepribadian serta psikis seseorang, sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi psikologi pertumbuhan lebih kepada hal yang bersifat fisik dan terlihat dari luar.


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari pemaparan pembahasan diatas, maka penulis mencoba menyimpulkan menjadi beberapa kesimpulan, sebagai berikut;
1.       pertumbuhan merupakan proses perubahan yang terlihat dari fisik suatu organisme, dan konteks perujukannya lebih kepada perubahan-perubahan yang bersifat kuantitatif atau perubahan yang bisa dilihat dengan kasat mata dan bisa diukur dengan menggunakan alat ukur, sebagaimana berat badan dapat diketahui dengan alat penimbang badan, dan tinggi badan yang dapat diukur dengan alat pengukur tinggi badan (stature meter), dan pertumbuhan juga memiliki sifat sementara dan tidak bisa bertahan samapai akhir hayat. Sedangakan perkembangan merupakan sebuah proses perubahan yang dialami oleh manusia sejak masa konsepsi sampai mencapai kematangan atau masa tuanya. Dan perkembangan perubahan tersebut tidak pernah berhenti, serta berlangsung secara terus-menerus.
2.       Setiap individu yang normal akan mengalami tahapan/fase perkembangan. Prinsip ini berarti bahwa dalam menjalani hidupnya yang normal dan berusia panjang, individu akan mengalami fase-fase perkembangan dan pertumbuhan : bayi, anak-anak, anak, remaja, dewasa, dan masa tua.
3.      Perbedaan faktor-faktor yang mempengaruhi antara psikologi perkembangan dengan pertumbuhan adalah bahwa psikologi perkembangan lebih mempersoalkan faktor-faktor yang umum dan mempengaruhi proses perkembangan yang terjadi dalam  kepribadian serta psikis seseorang, sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi psikologi pertumbuhan lebih kepada hal yang bersifat fisik dan terlihat dari luar.



DAFTAR PUSTAKA



[1] Abu Ahmadi. Psikologi Umum. 2009. Jakarta : PT Rineka Cipta. Cet-4. Hal. 189
[2] MIF Baihaqi. Psikologi Pertumbuhan (kata pengantar). 2008. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Cet-1
[3] Desmita. Psikologi Perkembangan. 2006. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Cet-2. Hal. 5
[4] Desmita. Psikologi Perkembangan. 2006. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Cet-2. Hal. 6
[5] Zulkifli L. Psikologi Perkembangan. 2002. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Cet-9. Hal. 4
[6] Desmita. Psikologi Perkembangan. 2006. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Cet-2. Hal. 4
[7] Siti Rahayu Haditono. Terjemah Psikologi Perkembangan (F.J. Monks – A.M.P. Knoers. 2002. Yogyakarta : Gadja Mada University Press.  Cet-14.
[8] Syamsu Yusuf. Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. 2006. Bandung : PT, Remaja Rosdakarya. Cet-7. Hal. 15
[9] Zulkifli L. Psikologi Perkembangan. 2002. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Cet-9. Hal. 4

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CONTOH Makalah Teori Pembelajaran (Behavioristik)

CONTOH Makalah Ulumul Qur'an (TAFSIR BIL MA’TSUR DAN BIR RA’YI)

CONTOH Makalah PKN (POLITIK DAN DEMOKRASI DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA)